Senin, 18 Oktober 2010

BISNIS PERIKLANAN

K#1 : PERIKLANAN
BISNIS PERIKLANAN


Tumbuh pesat pada tahun 1990-an, mengalami penurunan akibat krisis moneter 1997.
Beberapa Fenomena :
@ Kompetisi semakin ketat
@ Perusahaan iklan nasional terdesak oleh perusahaan iklan internasional
@ Standard profesional harus ditingkatkan.

Hubungan Klien dengan Biro Iklan

Perusahaan/produsen/pemasar/klien perlu perusahaan periklanan / agensi
Produk/Merk/Anggaran adalah milik Klien
Mengapa menyerahkan pekerjaan iklan pada Agensi ? = Efektivitas & Efisiensi.

Mengapa perlu Biro Iklan ?
Pengiklan perlu Agensi agar Pesan memperoleh dampak yang diharapkan, terhadap Target Audience
Penyusunan pesan perlu Kreatif
Klien perlu Media Planning agar pesan iklan sampai Target Audience / Sasaran secara optimal,
Klien perlu Media Buying agar belanja ruang iklan tepat sasaran.

Berkembang IMC (Integrated Marketing Communications)
Seluruh unsur Promosi (periklanan, publisitas, promosi penjualan, penjualan personal) diletakkan dalam 1 perencanaan yang saling terkait dan mendukung.
Perusahaan periklanan bergeser dari Advertising ke Communications.
Dari pakar periklanan (Kreatif dan Media) ke pakar Komunikasi Pemasaran

Bisnis Kepercayaan = People Bisnis
Klien menyerahkan Anggaran, nasib Merek / Produknya pada Agensi.
Agensi sebagai penangungjawab pemeliharaan keberadaan Merek (Brand Custodian)
Dibutuhkan kecocokan manusia2 di keduabelah pihak.

Investasi Klien
@ Menunjuk Agensi yang tepat
@ Iklan yang dihasilkan untuk membangun citra (Brand Image).
@ Memperkokoh nilai tambah. (Brand Equity)

Prospek Bisnis Periklanan
@ Agensi nasional tergusur oleh agensi Internasional ?
@ Optimisme : anggaran belanja periklanan tumbuh
@ Ancaman : pihak luar semakin banyak yang menawarkan jasanya.
@ Peluang : jeli membaca peluang, meyakinkan Procpective Clients dengan menawarkan positioning (keuntungan dan manfaat), serta kelebihannya (lebih mengenali pasar/konsumen), fee untuk kreatif dan media lebih murah.

Kendala & permasalahan
@ Klien mendikte Agensi sebagai pakar, namun jika ada kegagalan Agensi yang dipersalahkan
@ Belum ada standar perilaku bisnis
@ Adanya persaingan yang tidak sehat.

Sumber :
Ernst Katoppo, (2001), Pengelolaan Bisnis Periklanan dan Prospeknya, Usahawan, No. 4, XXX, April 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar